"Kita sulit tracking pelaku penipuan itu karena travel mereka abal-abal, tidak ada ijin umroh, tidak ada web resminya, tidak ada kantornya di Kebumen, cuma ada medsosnya, itupun hanya facebook. Jadi, kami dari Kemenag hanya bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak mudah diiming-imingi ibadah di tanah suci." Ungkap Dra. Hj. Suwaibatul Aslamiyah, M.Ag., Kasi Haji dan Umroh Kankemenag Kebumen.
Atas dasar informasi tersebut, tim RobbaniNews melakukan investigasi ke beberapa daerah di Kebumen untuk memvalidasi informasi penipuan travel umroh abal-abal yang sudah memakan banyak korban. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan pihak pemerintahan di wilayah yang kami datangi, kebenaran mengenai adanya travel umroh penipu yang pernah datang dan sosialisasi di arisan warga. Dengan iming iming fee yang besar, tabungan umroh murah, gratis berangkat, dll, membuat banyak masyarakat yang tergiur karena menggunakan pendekatan finansial.
Berpindah ke daerah lain di Kebumen, ternyata ada travel penipu yang menggunakan pendekatan personal. Mereka menyasar tokoh-tokoh berpengaruh di lingkungan masyarakat untuk dijadikan branding. Pendekatan personal ini memakan korban lebih banyak karena melibatkan pejabat, pemuka agama islam, ulama, bahkan sampai tokoh ormas. Tidak hanya calon jamaah yang dirugikan, tetapi tokoh-tokoh ini juga dirugikan karena adanya stigma negatif yang muncul karena mereka terafiliasi dengan travel penipu.
Sejauh investigasi yang tim RobbaniNews lakukan mengenai travel umroh abal-abal, masyarakat perlu waspada dan kritis apabila didapati dalam promosinya, travel terindikasi:
1. Tidak memiliki ijin umroh (Nomor PPIU) yang resmi dan sesuai.
2. Menjanjikan keberangkatan umroh dengan jangka waktu tertentu dengan sistem DP maupun cicilan.
3. Tidak ada rekam jejak digital di media sosial, search engine, atau website resmi.
4. Transaksi keuangan dilakukan tertutup tanpa adanya bukti fisik pembayaran yang sah.
5. Menolak perjanjian hukum tertulis hitam diatas putih antara calon jamaah dan pihak travel.
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat secara langsung, jauh lebih efektif daripada tidak mengedukasi sama sekali. Pelaku kejahatan akan selalu melihat celah untuk melihat korban yang akan menjadi sasarannya. Sistem pengawasan yang diperketat terkesan hanya sebatas program saja, fungsionalitasnya hampir mendekati nol. Akhirnya semua kembali kepada masyarakat. Hal yang paling mudah dilakukan apabila ragu-ragu terhadap travel umroh adalah dengan bertanya kepada pihak-pihak yang berkecimpung di dalam pelaksanaan ibadah umroh, seperti KUA, Kemenag, dan aparat penegak hukum.
0 Komentar